Sabtu, 22 Mei 2010

Angker Batu


Kisah ini bermula dengan hilangnya Manda seorang reporter dengan Rino kameramennya dari sebuah perusahaan televisi Korea (Voice of Korea), kontributor news yang meliput kegiatan perusahaan-perusahaan Korea di luar negeri. Mereka pada saat itu tengah meliput demo masyarakat yang menentang pembangunan sebuah lapangan golf modern terbesar di Asia dengan 180 holes oleh sebuah perusahaan Korea di Indonesia. Lapangan golf tersebut akan dibangun di areal hutan yang memotong areal Angkerbatu. Yang kemudian ditentang oleh masyarakat setempat yang mengkhawatirkan pembabatan hutan ini akan mengganggu ketentraman para “penunggu” hutan Angkerbatu dan akan mempengaruhi kehidupan masyarakat yang tinggal disekitarnya.

Malam itu juga, tim news Voice of Korea, Yudha (produser), Kanaya (reporter) dan Warno (sopir) segera menuju Angkerbatu untuk mencari rekan mereka yang hilang. Sesampainya dilokasi, mereka bertemu dengan Mr. Kim, pimpinan proyek PT Dae Sung Perkasa, yang terlihat sangat ketakutan dan mengajak mereka untuk segera menuju ke hotel. Ternyata, situasi yang mereka dapati jauh lebih buruk dari yang mereka duga. Bukan saja mereka tidak dapat menemukan Manda, namun juga tidak menemukan seorang pun di sana. Sebagian besar penduduk kota itu lenyap bagai ditelan bumi, mereka hanya menemukan sebuah kota kosong. Sesuatu telah terjadi disini, sesuatu yang tidak pada tempatnya dan kabutpun mulai turun perlahan menyelimuti Angkerbatu.

Yudha berinisiatif untuk mencari tahu apa yang tejadi di kota tersebut, namun akibat mencuci muka dengan air dari daerah tersebut, mereka kini dapat melihat mahluk-mahluk yang telah menguasai kota itu. Dari rekaman yang mereka temukan, sedikit demi sedikit mereka mulai mengetahui apa yang terjadi. Nampak Pak Gondo yang menjadi sesepuh daerah paling mengerti terhadap risiko kegiatan penebangan hutan itu, Yudha dan kawan-kawan harus mencari Pak Gondo untuk membantu mencari teman mereka.

Yang pertama kali mencuci muka didaerah tersebut adalah Kanaya, yang pertama kali dapat melihat keganjilan dikota tersebut. Ditengah jalan, mereka bertemu dengan seorang wanita (Eva Mendez) yang sedang berjalan sendirian, sebelum akhirnya jatuh. Karena tidak ada orang lain, rombongan Yudha pun akhirnya membawa wanita tersebut ke hotel tempat Mr. Kim tinggal. Ditempat itu, Yudha mengganti baju dan akhirnya mencuci muka dengan air dihotel tersebut. Kanaya pun pergi ke supermarket untuk membeli beberapa barang seperti pembalut, kopi, dan teh. Tapi karena disupermarket tidak ada siapa-siapa, Kanaya hanya mengambil barangnya saja. Saat akan memasukkan barang, trolly yang Kanaya bawa bergerak sendiri, dan Kanaya melihat penampakan di kaca kulkas. Kanaya lari dan hanya mengambil pembalut, dan keluar dari supermarket sampai akhirnya ditabrak oleh mobil Yudha.

Lalu mereka (Yudha dan Ka-Naya) kembali mencari Manda dan Rinno, dan akhirnya Kanaya menemukan Rino dikantor polisi, dengan kondisi yang sangat ketakutan, dan sempat mengamuk. Setelah berhasil ditenangkan oleh Yudha (dengan dicium bibirnya dan dipeluk), mereka pun pergi dari tempat itu dan kembali ke hotel. Karena Manda belum ditemukan, mereka akhirnya mengecek apa yang direkam oleh Rinno dengan kameranya dan tampak Manda yang sedang menyiar di televisi lalu kemudian menghilang. Rinno juga sempat merekam penampakan kuntilanak yang mengejarnya sampai ke kantor polisi. Setelah bicara, Mr. Kim dan Rinno pergi dari kota tersebut, sedangkan sisanya (Kanaya, Warno, Yudha dan wanita tersebut) pergi ke bagian selatan dari kota yang kata wanita tersebut belum terdeteksi oleh hantu dan masih ada warga disana. Dalam kamarnya, Yudha diteror oleh hantu tersebut, begitu juga dengan Ka-Naya. Mereka akhirnya bergegas meninggalkan hotel.

Sesampainya di bagian selatan, ternyata kondisinya sudah parah. semua orang berlarian seperti kesurupan ditengah hujan deras. Penampakan pun beberapa kali dilihat oleh Warno yang membawa kamera. Akhirnya mereka bertemu dengan paranormal, dan bersembunyi di tempat teraman. Menurut paranormal tersebut, Manda akan dapat diselamatkan apabila mereka datang ke areal Angkerbatu. Yudha ditemani oleh wanita tersebut akhirnya pergi, karena tidak tega melihat Ka-Naya yang kesurupan. Setelah berhasil menyelamatkan Mandha, Yudha beserta warga disana akhirnya menggembok kembali areal hutan tersebut. Dan rombongan mereka minus Mr. Kim dan wanita tersebut akhirnya kembali ke Jakarta.

Sesampainya mereka di Jakarta, keadaan mereka yang sangat lelah selama perjalanan kembali tegang. Warno dan Ka-Naya menyadari bahwa tidak ada lagi orang di Jakarta. Mereka akhirnya berjalan-jalan didekat mobil untuk melihat-lihat. Dan ternyata memang tidak adak lagi orang yang tersisa di Jakarta. Dari lingkup 1 meter, 10 meter, 250 meter, dan 1 km tetap tidak ada orang maupun kendaraan yang melaju. Film berhenti saat Handy Talky milik Yudha bergetar, yang menandakan kembalinya setan dari Angkerbatu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar